Rabu, 29 Oktober 2008

Psychology of Communication Assignment-July 2007

PSYCOLOGY OF COMMUNICATION

 

BAB. I LATAR BELAKANG

 

  1. MAKSUD DAN TUJUAN

Kami memilih profesi wartawan untuk dijadikan subyek wawancara dalam tugas Psychology of Communication karena wartawan merupakan professional yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang politik, hokum, budaya dan social. Selain itu pekerjaan wartawan juga sangat berkaitan erat dengan jurusan kuliah yang sedang kami jalani yaitu Mass Communication.

 

  1. MANFAAT PENELITIAN

Dengan meneliti subyek wartawan, kami bias memperoleh manfaat pengalamn tentang wartawan kyang bisa dibagi dengan orang lain. Dengan mewawancara wartawan, kami bisa mengenali seluk beluk pekerjaan ini kuraqng lebih dan mendapatkan pengetahuan tentang wartawan yang mungkin tidak didapat di kampus. Selain itu, kami bisa lebih memahami arti jurnalisme yang sebenarnya dari pengalaman orang lain dan memudahkan kami bila suatu hari kelak, kami menjadi seorang wartawan yang professional.

 

  1. CARA OBSERVASI

Mencari data di internet seperti www.google.com dan mewawancara subyek yang merupakan seorang wartawan.

 

  1. ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan adalah recorder, kertas, dan alat tulis.

 

  1. TUGAS ANGGOTA TIM

·         Angelina Monica   : pewawancara, pengamat, membuat pertanyaan, mengerjakan Bab. II-2B.

·         Berliana               : penulis hasil wawancara, mengerjakan Bab. II-1 dan Bab. II-2A.

·         I Gusti Ayu          : menghubungi narasumber, mengerjakan Bab. I.

·         Mazda Davinia   : mengetik seluruh isi makalah.

·         Rizky Oktaviani  : pewawancara dan pembuat pertanyaan.

 

 

 

BAB. II. 1. IDENTITAS SUBYEK

 

Nama lengkap          : EMAN SUPRIATNA FARAU

Nama panggilan      : FARAU

Usia                            : 42 TAHUN

Status                         : MENIKAH

Pekerjaan                  : WARTAWAN

Pendidikan               : SKRIPSI S1 ISIP DEPOK, JAKARTA

Anak ke berapa        : 2 DARI 5 BERSAUDARA

Hobi                            : NAIK GUNUNG, MAIN BADMINTON

 

Bab. II.2 HASIL KEGIATAN

 

  1. HASIL WAWANCARA

 

     1.   Tanya(T)           : Sejak kapan anda menjadi wartawan?

Jawab(J)           : Sejak tahun 1986, saya menjadi freelance di POS KOTA,dan HARIAN PELITA.

 

     2.   T : Apakah anda memunyai pekerjaan sampingan selain menjadi wartawan?

J: Wartawan pada saat itu tidak menjanjikan dalam hal materi, sehingga saya berhenti menjadi wartawan selama 5 tahun. Saya sempat bekerja sebagai sales mobil, bekerja di travel, lalu desain interior.

 

     3.   T : Lalu?

J : Kemudian saya kembali menjadi wartawan pada tahun 1991 di tabloid MEDAN. Lalu menjadi penulis lepas di SINAR PAGI yang lama. Awal tahun 1999-2004 bekerja di tabloid POP sebagai Pemimpin Redaksi, 2004-2005 di tabloid SEXY, 2005-2006 di tabloid BUAH BIBIR, 2006-2007 saya bekerja di PH(Production House) CITO MEDIATAMA SEBAGAI Editorial Manager. Program yang saya kerjakan CURHAT, jenisnya tv magazine, lalu LORONG-LORONG IBUKOTA. Acara ini hanya berlangsung hingga 7 episode saja karena dianggap mengandung unsure pornografi. Saat ini saya bekerja sebagai wartawan di tabloid ENTERTAINMENT sebagai Asisten Redaktur Pelaksana.

 

     4.   T : Sebenarnya anda lebih tertarik bekerja sebagai wartawan apa?

J : Saya lebih suka menjadi wartawan politik

 

     5.   T : Siapa narasumber yang selama ini susah didapat?

J : Narasumber yang paling sulit didapat informasinya adalah SBY(Susilo Bambang Yudhoyono).

 

     6.   T : Apa suka dukanya menjadi wartawan?

J : Sukanya bisa kenal dengan banyak selebritis, punya banyak teman dan kenalan baru. Selain itu, kita bisa lebih dulu tahu berita terbaru yang orang lain belum tentu tahu. Dukanya adalah sering terasa terancam saat mencari berita. Seringkali saya merasa sebagai wartawan kurang dihargai seperti profesi lainnya, seperti misalnya pengacara yang lebih dihargai dibandingkan dengan wartawan. Dan juga tidak selalu gampang untuk mencari berita. Dilihat dari segi materi pekerjaan wartawan masih belum memuaskan.

     7.   T : Anda tergabung dalam organisasi apa?

J : FKPPI(Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan ABRI).

 

     8.   T : Apa pendidikan terakhir anda?

J : Saya tidak sempat menyelesaikan pendidikan kuliah saya karena saya menikah. Sebenarnya pada saat itu saya sedang menyusun skripsi S1 di ISIIP Jakarta. Hampir seluruh wartawan merupakan jebolan ISIIP.

 

     9.   T : Sebenarnya apa cita-cita anda?

J : Saya ingin menjadi insinyur penerbangan.

 

   10.  T : Kenapa anda memilih menjadi wartawan?

J             : Karena dorongan dari teman-teman saya.

 

   11.  T : Apa buku yang anda sukai?

J : Saya suka membaca buku-buku mengenai Bung Karno dan Pak Harto. Karena tidak hanya teori, tetapi prakteknya juga bgus. Bung Karno adalah orang yang sangat berani dalam situasi saat kemerdekaan, tetapi beliau berani menunjukkan bahwa inilah Indonesia, inilah Indonesia merdeka. Kalau Pak Hato memiliki strategi yang bagus. Menurut saya setiap manusia memiliki 2 sisi yaitu yang baik dan yang buruk, tapi di mata saya sosok Pak Harto itu adalah baik dari segi menjalankan kekuasaan, dilihat setelah beliau turun dari jabatannya belum ada presiden lain yang berhasil menyelesaikan masalah seperti beliau.

 

   12.  T : Apa kegiatan waktu luang anda?

J : Saya senang berjalan-jalan seputar Jakarta dan menghubungi sahabat lama. Intinya saya selalu ingin bersosialisasi dengan orang lain.

 

   13.  T : Apa anda sering melakukan kegiatan sosial?

J : Untuk sekarang ini belum ada, karena saya belum tercukupi untuk memberikan orang lain secara materi. Saya hanya memberi ilmu, dengan berbagi ilmu dengan orang lain kepada orang yang lebih muda dan yang ingin belajar dari pengalaman saya.

 

   14.  T : Apa kegiatan anda sehari-hari?

J : Setiap hari selau ada liputan terus, karena ada tugas dari redaktur untuk meliput berita.

 

   15.  T : Apa moto anda dalam menjalani kehidupan?

J : Nikmatilah hidup ini semasih kita bisa menikmatinya.

 

B.   HASIL OBSERVASI

 

Menurut pengamatan kami pada saat melakukan wawancara dengan Pak Farau, ia sangat menyenangi pekerjaannya sebagaiwartawan walaupun dulu profesi ini bukanlah cita-citanya. Ketertarikannya dalam profesi yang ia tekuni ini dapat terlihat dari cara ia memaparkan kisah-kisah yang telah ia alami selama ia menjadi wartawan. Ia bercerita dengan semangat namun santai dengan bahasa tubuh yang mnunjukkan ia sangat tertarik dengan kegiatan wawancara saat itu. Selama wawancara berlangsung ia menjawab semua pertanyaan kami dengan santai kadang diselingi dengan bercanda. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak merasa terganggu dengan pertanyaan dari kami. Tapi ada satu hal yang ganjil dimana ia menuruh kami untuk mematikan recorder yakni pada saat ketika ia tidak jelas saat menjelaskan berapa lama ia bekerja di sebuah PH. Ia terlihat bingung sejenak kemudian mengalihkan perhatiannya kepada salah satu temannya yang juga ada di situ untuk mendapatkan dukungan jawaban yang dapat meyakinkan kami.

Pada awalnya ia tampak agak malu saat menceritakan tentang riwayat pekerjaanya di tabloid yang menyajikan berita sensualitas. Hal ini terlihat dari intonasi suaranya yang direndahkan saat berbicara. Tetapi setelah lama ia bercerita tentang hal tersebut tak lama kemudian ia terlihat mulai merasa nyaman untuk bercerita lebih lanjut.

Karena profesinya yang sejak lama sebagai wartawan, Pak Farau terlihat sudah biasa dengan wawancara seperti ini, jadi iapun tidak terlalu menunjukkan gerakan-gerakan yang berarti saat wawancara. Yang dapat kami tamgkap jelas dari wawancara ini adalah ia melakukannya dengan santai, tanpa terburu-buru dan terlihat tertarik juga. Bisa dilihat dari postur tubuhnya yang condong kearah kami saat diwawancara dan konsentrasinya yang terpusat pada pewawancara karena ia selalu melihat kearah mata pewawancara ketika berbicara.

Tidak ada komentar: